Jumat, 04 September 2020

Berkelahi di Kapal saat ke Surabaya

 Dari postingan Syahril Bardin:

Klo foto2 kada banyak tp klo cerita sbg pelaku.bisalah walaupun tglnya udah lupa karena waktu kada di catat. Segera aja mumpung kita2 msh hidup.

Ada juga cerita anak PP duel dgn awak kapal ketika ke surabaya.

Bnyk yg udh alm. Misal Mursito, yg waktu bersama saya melarai org2 duel.

Kejadian sekitar jam 12 mlm di tengah laut. Waktu kep rombongan alm H. Asmuransyah. Saksi msh bnyk saya ada pono dll

Rabu, 02 September 2020

Cerita Ellyansyah Kastan tentang Syahril Bardin di PP

 Kalau Bang Syahril Bardin, Kami ingat Beliau itu sampai2 ditaruh Badik di leher bersama dg Kak Dlidi Herdiansyah (Sekretaris Satpol.PP Kitai Timur) hanya utk Melaksanakan Muscab PP Bontang dan Akhirnya Terjadi Pergantian Ketua PP Bontang dari Haji Nasir ke Bung Bonar Siambaton ..... Setelah Itu Banyak Cerita lagi Dari (MPC dulu Masih DPC PP Se Kaltim yg masih Satu dg Kaltara) memilki banyak Kisah menarik ....

Bagaimana Syech Maulana Hunter menjadi Ketua DPC PP Kutai Timur, kemudian Pak Bulang Haruna sampai Jadi H Bulang Haruna dan Berganti menjadi H.Syafruddin Dondo .... Semua Punya Cerita Menarik .....

Bagaimana Kabupaten Berau yg dulunya Sempai dipegang Andi menantunya Bupati H.Masdjuni dan Bang Syahril Pasti Ingat itu Kemudian menjadi, HM.Amin dan Anwar B.S.Sos (Alm) terus ke Datuk Iman sampai kepada HM.Al Hamid SH sampai Sekarang.....

Bagaimana Perjalanan PP Bontang, Dulu PP dipegang H.Nasir bersama kawan beliau H.Syaparuddin (H.Sappe) dkk, Terus Ke Bang Bonar Siambaton, dg Bung Haji Rustam dan Seterusnya Sampai ke H.Saleh Dandang bersama Wakil Walikota H.Barsie Rase kemudian ke Sdr Bung H.Faisal Hasdam.SH bersama H.Aminullah dkk.......

Bagaimana Juga PP Kabupaten Bulungan Yg diurus Bung Slamet Alm Mengangkat Sdr Datuk Hilman ... Kemudian ke teman Kuliah Ketua Said sampai sekarang .... Dan Banyak Lagi Lupa mengingatnx .....


cerita lain ketika Muscab PP Tarakan

Bersama Bapaknya Rico William, Kanda Tajuddin Parabuy Dg Raja Dan Kanda Drs.H.Syahril Bardin  M.Pd Kami Lebih Dua Bulan Mengurus PP Tarakan Dari Tigor Nainggolan, Andi Zams Pettalolo ke HM.Yusuf Ramlan.SH -- berurusan di Kantor Polisi dan Sampai Walikota Tarakan Dr.H.Yusuf SK Karena Ada Dualisme Kepemimpinan PP di Tarakan dan Disana Bertemu dg Bang Hermanto Komandan CPM di Tarakan.....

PP Kaltim dalam Sejarah

  Pada 28 Oktober 2012 nanti, Pemuda Pancasila genap berusia 53 tahun. Perjalanan panjang sebuah organisasi yang setia menjadi pengawal ideologi bangsa, Pancasila.

 

“Ini PP Bung!” kalimat seperti itu kerap kita dengar. Seolah mengadopsi kata-kata yang sering didialogkan orang-orang Medan; “Ini Medan Bung!”. Entah, apakah itu berhubungan, nyatanya PP memang nyaris sangat akrab dengan orang Medan Sumatera Utara.

 

Semuanya tak lepas dari faktor sejarah. Saat pertama organisasi ini dibentuk, 28 Oktober 1959 di Kota Makassar Sulawesi Selatan, menurut cerita Hotman Ivan Sitanggang, sempat dipimpin oleh ‘anak Medan’. Tokoh muda yang cukup dikenal itu adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Pemuda Pancasila Medan tahun 1960-an. “Namanya MJ Effendi Nasution,” kata Hotman Ivan Sitanggang.


Sang tokoh ini hijrah ke Jakarta untuk memimpin PP. Postur tubuhnya yang memang berperawakan tinggi dan berkulit hitam membuatnya mudah mendapat julukan sebagai Bang Pendi Keling. Panggilan ‘keling’ di Medan biasanya ditujukan bagi orang-orang India yang banyak bermukim di Ibukota Sumatera Utara itu dan telah menjadi WNI.


“Sebelum dipegang oleh Mas Yapto, masih ada lagi ketua PP dipegang orang Medan. Bang Tobing, tapi nama lengkapnya saya sudah lupa,” ujarnya lagi.


Sejarah kelahiran Pemuda Pancasila sebagai OKP (Organisasi Kepemudaan) tak terlepas dari organisasi induknya, yakni IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia). Sejumlah nama besar tercatat dalam organisasi yang kemudian menjadi partai politik era Orde Lama itu. Di antaranya adalah Kolonel AH Nasution, Kol Gatot Subroto, Kol Aziz Saleh.


Saat Orde Baru, awal-awalnya IPKI berhubungan akrab secara politik dengan Golkar. Ketika jumlah partai politik dinilai terlalu banyak dan kemudian turun kebijakan pemerintah untuk memperkecil jumlah partai pada tahun 1973, IPKI memilih melakukan fusi dengan PDI (Partai Demokrasi Indonesia).

Bagaimana hubungannya dengan Pemuda Pancasila?


Hotman Ivan Sitanggang menceritakan, organisasi PP sempat mengalami stagnan. Tidak bergerak, karena diombang-ambing situasi politik. Begitu besar tarikan kekuatan politik mengakibatkan organisasi kepemudaan ini tidak berdaya. Di era Orde Baru Golkar telah menjadi partai penguasa yang sangat kuat, sehingga kehadiran PP yang dibentuk oleh IPKI dan ber-fusi ke PDI membuat banyak orang tidak nyaman berada dikelompok minoritas.


Sekitar tahun 1978 atau dipenghujung tahun tujuhpuluhan, melalui sebuah pertemuan Ancol, kader-kader Pemuda Pancasila mensepakati mengangkat KRMH Japto S Soerjosoermarno SH, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) atau ketua sementara PP. Kemudian melalui Musyawarah Besar (Mubes) III di Bumi Perkemahan Cibubur Jakartasekitar tahun 1980, nama Yapto kian dipercaya kader-kader PP seluruh Indonesia untuk menjadi ketuanya.


“Yang saya ingat, ada dua keputusan Mubes III Pemuda Pancasila di Jakarta waktu itu. Pertama, mengangkat Bung Yapto jadi ketua umum dan kedua memantapkan posisi Pemuda Pancasila berafiliasi ke Golkar,” ujar Hotman yang juga salah seorang pendiri Pemuda Pancasila Kaltim.


Di tangan Yapto, PP tumbuh dengan cepat. Ia mengawalinya dengan bermodal 8 provinsi. Itupun konon hanya tiga provinsi yang memenuhi syarat sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Berkat kegigihannya, sekarang loreng PP sudah berkibar di 33 provinsi (MPW) dan 480 Majelis Pimpinan Cabang (MPC) terwakili.


Setelah orde reformasi, Pemuda Pancasila semakin memantapkan posisi politiknya dengan mendirikan Partai Patriot Pancasila yang kemudian diubah menjadi Partai Patriot. Namun satu hal yang tidak pernah berubah adalah; organisasi ini tetap menjadi pengawal setia Pancasila.@charlessiahaan

 

===============================================================

 

Kesetiaan dari Jalanan


Setidaknya masih ada dua tokoh yang mengetahui persis sejarah berdirinya Pemuda Pancasila Kalimantan Timur. Mereka adalah Hotman Ivan Sitanggang dan S Ibrahim Konong.


Cukup sulit untuk mendapatkan data-data mengenai organisasi Pemuda Pancasila. Baik mengenai sejarah pendiriannya 28 Oktober 1959, sampai bagaimana perjalanan organisasi yang dulu kerap akrab dengan sebutan ‘preman’ itu.


Di Kalimantan Timur, setidaknya masih ada dua tokoh pendiri yang bisa diwawancarai. Mereka adalah Hotman Ivan Sitanggang dan S Ibrahim Konong. Pada pengurusan periode pertama, masing-masing duduk sebagai wakil ketua dan sekretaris.


“Kalau dulu, banyak tokoh-tokoh di Kaltim curiga dengan PP. Mereka kuatir masuk organisasi ini kalau-kalau berbeda haluan politik. Mereka kuatir berseberangan dengan Golkar sebagai penguasa,” kenang S Ibrahim Konong.


Cerita masuknya Pemuda Pancasila di Provinsi Kalimantan Timur diawali adanya selembar surat mandat yang dibawa oleh H Azis Said BcHK. Sekitar 1978 atau 1979, Azis yang diera itu terkenal sebagai aktivis yang vokal termasuk memiliki keberanian menerima mandat tersebut, padahal ia juga dikenal sangat dekat dengan Golkar.


Mandat itu langsung diberikan oleh Ketua Pemuda Pancasila KRMH Japto S Soerjosoermarno SH. Tokoh Kaltim yang telah almarhum itu kemudian mengajak beberapa teman aktivis seperti Muchsin Bargah (Alm) masuk dalam kepengurusan. Kemudian ada juga nama Said Sjafran (birokrat), Jumran Arpan (pengusaha hotel) dan Sofian (mantan Kepala Agraria Kaltim).


“Mereka mendukung, tapi ragu-ragu. Karena IPKI itu melebur ke dalam PDI. Waktu itu banyak yang berpendapat bahwa PP itu organisasi sayap PDI,” cerita Konong. IPKI (Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) adalah partai politik yang didirikan oleh Kolonel AH Nasution, Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Aziz Saleh.


Ketika H Azis Said gagal mengajak tokoh-tokoh itu, kemudian dia membawa mandat PP itu kepada tokoh-tokoh lainnya. Termasuk juga orang-orang pers seperti S Ibrahim Konong. Tepatnya, di depan restoran Sari Wangi - dekat warung kopi 'Abun' di kawasan THG (sekarang Citra Niaga), H Azis Said terus berusaha mencari dukungan agar organisasi itu berdiri.


"Ketika itu Alm H Azis Said menawari ke saya. Him (Ibrahim-red) sanggupkah kumpulkan massa, kita dirikan pemuda pancasila Kaltim," kata H Azis Said kepada S Ibrahim Konong.


Cerita bersambung, sejumlah tokoh di Samarinda ikut mendukung rencana itu. Di antaranya tokoh-tokoh pers seperti Fuad Arieph, Saleh Jaya (alm), Hiefnie Effendi (alm), Asmuran (Alm) dan juga tokoh pengusaha Hotman Ivan Sitanggang.


Tiga hari kemudian, S Ibrahim Konong mengumpulkan teman-teman kalangan pemuda di Gedung KNPI Jalan Hidayatullah. Mereka yang berkumpul di antaranya Abd Rahim AMD (alm), Asra (alm), Zaini (alm), Iriansyah (Ian) Banjar, Hasan Ijuh, Rusdi Ali, Hasmit dan lainnya.


Pemegang mandat H Azis Said berkeinginan kuat agar S Ibrahim Konong menjadi ketua. Hanya saja ia menolak dengan alasan untuk menghidupi organisasi perlu pendanaan. Tidak mungkin berharap bantuan dari pemerintah. Selain perlu pendanaan untuk atribut, juga mengongkosi pelantikan. Dari situasi itu akhirnya disepakati ditunjuk Abd Rahim AMD menjadi ketua. Abd Rahim adalah mantan Lurah yang dianggap juga punya kemampuan finansial.


Dalam kepengurusan pertama itu komposisinya Abd Rahim sebagai Ketua, Wakil Ketua Hotman Ivan Sitanggang, Rusdi Ali, Asra Hanafiah dan Samsuri Lauke. Kemudian di posisi Sekretaris S Ibrahim Konong dengan wakil sekretaris Aini dan Nikrat.


Sejak muncul kepengurusan PP paska pemegang mandat Azis Said, organisasi mulai eksis di masyarakat. Termasuk juga didukung oleh beberapa perusahaan yang seide. Yang masih diingat salah satu perusahaan konstruksi yang memang menaruh perhatian adalah PT Iso Iki yang dimiliki oleh Adil Meliala. Pengurus PP pertama kemudian dilantik oleh Sekjen PP pusat Yunus Madjid di Gedung Pemuda (sekarang kantor Satpol PP Kaltim).


“Pada kepengurusan kedua setelah pemegang mandat, kami bisa mengikuti Mubes III PP di Cibubur Jakarta. Dari sana kemudian ada keputusan partai mengangkat Bung Yapto jadi ketua dan PP berafiliasi ke Golkar,” cerita Hotman Ivan Sitanggang.


Selama menjalankan organisasi PP, S Ibrahim Konong bercerita, sangat terasa sekali perbedaan dengan organisasi lainnya. Karena nafas organisasi itu adalah mengangkat orang-orang susah dan anak-anak jalanan. “Masyarakat yang terpinggirkan diberikan kesempatan menjadi lebih baik. Itu cirinya. Organisasi ini dari jalanan,” ujar Konong.


Di tangan HM Said Amin saat ini, PP tumbuh luar biasa. Tapi yang lebih penting adalah Said mampu mengangkat begitu banyak warga yang tidak mampu, menjadi lebih percaya diri dan berhasil. “Coba kita lihat kader-kader PP di Kaltim. Mereka jadi pejabat birokrasi, jadi wali kota, anggota DPR dan pengusaha sukses. Saya kira itu semua itu adalah kontribusi positif PP di tangan Said,” ujarnya.


Sebagai salah seorang tokoh pendiri PP, Ibrahim Konong berpesan agar PP tidak meninggalkan cirri khasnya. Yaitu membela rakyat miskin. Membela anak-anak jalanan. “Tidak ada organisasi yang peduli dengan masyarakat yang terpinggirkan. Kalau PP berubah, siapa lagi yang mendampingi mereka,” pesan Konong. #

 

Nama-nama Ketua Pemuda Pancasila Kaltim

 

1. H Azis Said BcHK, Pemegang mandat, 1979-1980

2. Abd Rahim AMD, 1980-1987

3. Muhayan Hasan, 1987-1992

4. Harbiansyah Hanafiah, 1992-1999

5. HM Said Amin, 1999- Sekarang

 

================================================================

Kaltim Barometer Nasional

 

Menjelang Musyawarah Wilayah VI Pemuda Pancasila Kaltim, nama HM Said Amin kembali disebut-sebut sebagai calon tunggal memimpin organisasi massa yang telah berdiri sejak tahun 1959 itu.


Pekan ini Kota Samarinda semarak. Wajah kota dihiasi oleh banyak baliho dan umbul-umbul berciri khas loreng oranye. Tidak ketinggalan sekelompok pemuda berseragam khas; Pemuda Pancasila di mana-mana.

Ya, organisasi ini sedang punya hajatan. Namanya Muswil alias musyawarah wilayah. Tepatnya pada 16-17 Maret 2012. Ini adalah peristiwa berdurasi 5 tahun sekali. Agenda pentingnya pemilihan ketua dan membuat program kerja. Untuk Muswil kali ini temanya; Back to zero. From zero to hero.

Sepanjang sejarah organisasi ini, nampaknya baru kali ini ada tema menggunakan bahasa Inggris. Ini sekaligus untuk memberi kesan kalau PP saat ini telah mengalami transformasi mengikuti perkembangan zaman. Tentu bukan bermaksud meninggalkan bahasa Indonesia atau latah ingin berbahasa Inggris. Tapi, lebih karena pilihan kata yang tepat untuk garis kebijakan organisasi tersebut saat ini.

Jika diartikan secara kasar, tema “Back to zero. From zero to hero” memberi makna kembali ke nol. Kemudian bangkit dari nol untuk menjadi pahlawan.

Terkesan ada ‘kesombongan’ dengan kata pahlawan. Tapi sebenarnya itulah tujuan semua orang, yakni minimal menjadi pahlawan dalam keluarga masing-masing. “Program back to zero untuk menjadikan PP modern dan bermartabat,” ulas Nazaruddin, Sekretaris MPW PP Kaltim dalam sebuah akun facebook internal PP.

Walaupun tema organisasi menggunakan bahasa Inggris dan menuju modern, tapi kata Nazar, tugas kader-kader PP masih tetap setia sebagai pengawal ideologi Pancasila. “Tetap dalam lima tugas yang harus dilakukan insane PP,” ujarnya.

Tugas itu, pertama; membangun jiwa raga agar mengenal Tuhannya. Kedua, berpribadi adil dan amanah. Kemudian ketiga, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Keempat, mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam setiap keputusan. Terakhir, tugas kelima, profesional dan provosional yang berkeadilan sosial.

Menjadi PP yang modern rupanya dianggap sebagai jalan keluar menghadapi perubahan menuju era global. Karena tantangan ke depan sangat besar, kader-kader organisasi itu dituntut meningkatkan kemampuan individual maupun berorganisasi. Tidak heran kalau MPN (Majelis Pimpinan Nasional) PP juga merealisasi pendataan anggota menggunakan IT (informasi dan tekhnologi). Agar ada data base semua anggota PP di seluruh Indonesia.

“Pada saat Muswil, tim IT dari MPN datang ke Samarinda. Mereka datang lebih awal dan pulang terakhir karena akan melayani pembuatan KTA. Silakan isi formulir yang disediakan untuk membuat KTA,” kata Nazaruddin. Ada dua jenis KTA yang dibuat. Pertama KTA sebagai anggota dan KTA sebagai pengurus.

Memang tidak ada yang berubah di PP. Semangat perkawanan terlihat masih sangat kuat. Seperti ketika hajatan Muswil ini akan digelar, kader-kader PP berdatangan untuk mengambil peran; apa yang bisa saya lakukan untuk Muswil?

Kader-kader PP yang telah menjadi pejabat pun rela meluangkan waktunya demi suksesnya acara. Misalnya Agus Suwandi yang ditempatkan di Seksi Acara. “Di mana pun itu, saya harus siap,” ujar anggota DPRD Samarinda itu.

Agus yang mengkoordinasikan semua kebutuhan kegiatan Muswil. Sebab setidaknya ada dua materi acara pokok yang harus sukses digelar, yakni gelar pasukan yang ditempatkan di Stadion Madya Sempaja dan acara Muswil itu sendiri di Hotel Bumi Senyiur.

Karena tugas-tugas seksi acara itu, Agus harus pintar-pintar membagi waktunya antara di Gedung DPRD Samarinda dengan rapat-rapat panitia. “PP Kaltim itu barometer nasional. Jadi sukses acara Muswil di Samarinda ini merupakan tanggungjawab kita semua. Kita tidak ingin sedikitpun ada yang mencela acara Muswil ini,” ujarnya.

Lantaran itu juga Komandan Koti Mahatidana Samarinda, Sahabudin, tidak kenal waktu untuk menyiapkan pasukannya. Masalahnya, pasukan dari Koti (Komando Inti) Samarinda adalah pioner dalam acara gelar pasukan yang dihadiri sekitar 5-7 ribu anggota PP itu.

“Samarinda mengerahkan 3.000 anggota dan 1500 anggota Koti. Kita sudah berlatih setiap hari,” ujar Budi – panggilan akrab Sahabudin.

Setidaknya pada acara gelar pasukan akan berdatangan kader-kader PP dari berbagai penjuru. Dari MPC PP Bontang dijanjikan hadir 500 orang, MPC Kutim 300 anggota, Balikpapan 500 anggota dan Kukar 1000 anggota.

Untuk melatih anggota PP mengikuti acara gelar pasukan, sejumlah anggota TNI juga terlibat. “Kita tidak ingin pada acara itu terjadi kegaduhan. Jadi harus kita tata sejak awal, supaya minimal barisnya lurus,” ucap Hermanto, salah seorang perwira TNI dari Denpom.

Fokus kader-kader PP memang tercurah pada Muswil tahun ini. Namun hebatnya, semua nyaris sepakat untuk mengangkat kembali Said Amin menjadi ketua. @charlessiahaan

=

Nazaruddin

“Insan PP tetap dalam lima tugas: Pertama; membangun jiwa raga agar mengenal Tuhannya. Kedua, berpribadi adil dan amanah. Ketiga, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Keempat, mengedepankan musyawarah untuk mufakat dalam setiap keputusan. Kelima, profesional dan provosional yang berkeadilan sosial. #

==

Agus Suwandi

“PP Kaltim itu barometer nasional. Jadi sukses acara Muswil di Samarinda ini merupakan tanggungjawab kita semua. Kita tidak ingin sedikitpun ada yang mencela acara Muswil ini,”

==

Sahabudin

Pasukan Koti (Komando Inti) Samarinda menjadi pioner pada acara gelar pasukan yang dihadiri sekitar 5-7 ribu anggota PP. Jadi semua harus siap. Pada acara itu kami mengerahkan 3.000 anggota dan 1500 anggota Koti. Kita sudah berlatih setiap hari”.